TEKNIK SIPIL

SISTEM STRUKTUR BETON BERTULANG: Portal VS Kontinum
Secara umum, sistem struktur beton bertulang terbagi dalam dua jenis, yaitu: sistem struktur portal dan sistem struktur kontinum.

TEKNIK SIPIL VS GAYA dan MOMEN
Teori yang menjadi sentral dalam bidang ilmu Teknik Sipil adalah Keseimbangan. Bayangkan jika sebuah bangunan tidak memperoleh keseimbangan, maka berita yang akan terdengar adalah keruntuhan. Keseimbangan menjadi dasar dari cabang ilmu mekanika. Mekanika adalah ilmu terapan yang berhubungan dengan Gaya dan gerak. Keseimbangan adalah suatu kondisi di mana, suatu sistem gaya yang bekerja pada suatu benda menyebabkan benda tersebut berada dalam keadaan diam. Dalam disiplin ilmu teknik sipil, ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara gaya-gaya yang bekerja pada suatu benda tegar yang berada dalam keadaan diam disebut sebagai statika. Jika hal tersebut dikaitkan dengan gaya-gaya yang berasal dari luar, maka ilmu tersebut disebut sebagai kekuatan bahan (strength of materials). Kekuatan bahan adalah bidang studi yang merupakan bagian dari mekanika, yang mempelajari tentang hubungan antara gaya-gaya yang bekerja pada suatu benda atau gaya luar atau gaya dalam yang ditimbulkan olehnya. Di sini nantinya akan dikenal dengan yang namanya Deformasi.

INTERAKSI BEBAN AKSIAL dan MOMEN PADA KOLOM Beton Bertulang
Sebelumnya, dalam Filosofis Analisis dan Desain Kolom Beton Bertulang, telah dikatakan bahwa hal pertama yang harus dipahami dalam usaha memahami konstruksi kolom adalah eksentrisitas beban aksial terhadap konstruksi kolom. Di mana eksentrisitas bergantung pada interaksi anatara beban aksial dan momen pada kolom.

Filosofi "ANALISIS dan DESAIN KOLOM" Beton Bertulang
Kolom adalah bagian struktur yang berfungsi menopang beban desak vertikal (beban aksial) dengan tinggi yang ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil. Jika tinggi kolom disimbolkan dengan h, dan dimensi lateral terkecil disimbolkan dengan b, maka rumus yang dipergunakan untuk membedakan kolom dengan pedestal adalah: Kolom = h > 3.b 

Irigasi: NOMENKLATUR, KEBUTUHAN DEBIT, DAN EFISIENSI IRGASI
Bangunan dan saluran irigasi sudah dikenal sejak zaman sebelum masehi. Hal tersebut mengindikasikan bahwa irigasi sudah mengambil peran dalam kehidupan manusia sejak lama. Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi yang semakin canggih, irigasi berkembang dari tradisonal, semi modern, hingga modern.
Ansori, dkk mendefinisikan irigasi sebagai penambahan kekurangan air tanah secara buatan yakni dengan memberikan air secara sistematis pada tanah yang diolah. Kebutuhan akan air sangat tergantung pada bannyaknya kebutuhan dan tingkat efisiensi jaringan irigasi.

BATU ALAM SEBAGAI BAHAN BANGUNAN
Secara umum bila kita membicarakan batu alam, tidak saja hanya meninjau dari bentuk benda alam yang keras serta berbongkahan besar, tetapi seharusnya juga dari butiran-butiran batuan baik besar, sedang, sampai halus, temasuk membicarakan benda tanah sebagai bahan bangunan.
Batu alam sebenarnya marupakan bahan bangunan  yang mahal. Pemakaiannya biasanya secara tradisi disuatu daerah, dimana benda ini dihasilkan. Karena sifat dari batu alam itu bila ia dikerjakan  mulai dari penggalian, pengangkutan dan pembentukkannya, kini semakin tinggi harganya.
Karena semakin tinggi harganya tentu kita juga mengharapkan batu alam dapat memberikan kontribusi yang bagus dan efektif dalam penggunaanya sebagai bahan bangunan. Untuk memenuhi harapan itu tentunya tidak semua batu digunakan sebagai bahan bangunan, karena harus juga memperhatikan beberapa syarat dan klafsifikasinya. Misalnya syarat kekuatan, porositas, durabilitas, kekerasan, keindahan, dan banyak lagi, yang tentunya sangat bermanfaat dalam bidang ketekniksipilan.



Comments

Popular posts from this blog

Irigasi: NOMENKLATUR, KEBUTUHAN DEBIT, DAN EFISIENSI IRGASI

TEKNIK SIPIL VS GAYA dan MOMEN

LAPORAN SURVEY - Lokasi Plaza Surabaya