FLOAT ATAU SLACK PADA PENJADWALAN WAKTU PROYEK (MANAJEMEN PROYEK)

A.    Pendahuluan

1.      Latar Belakang

Karena pertambahan jumlah kegiatan dan kompleksitas proyek, maka perencanaan waktu dan jadwal perlu menggunakan metode tertentu. Metode tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas perencanaan waktu dan jadwal. Dalam sejarah perkembangan manajemen proyek, 2 metode yang sering dan umum digunakan adalah metode bagan balok (bar chart) dan metode jaringan kerja (network analysis). Kedua metode tersebut adalah usaha untuk menyajikan perencanaan dan pengendalian, khususnya jadwal kegiatan proyek secara analitis dan sistematis (Soeharto, 1999: 235).

Metode bagan balok adalah metode yang tradisional. Soeharto (1999:238) mengatakan bahwa “dari segi penyusunan jadwal, jaringan kerja dipandang sebagai suatu langkah penyempurnaan metode bagan balok, karena dapat memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang belum terpecahkan oleh metode tersebut”. Dengan metode jaringan kerja, pengelola proyek dapat menentukan lamanya perkiraan waktu penyelesaian proyek, dapat menentukan kegiatan-kegiatan yang bersifat kritis dalam hubungannya dengan penyelesaian proyek, dan dapat mengetahui pengaruh keterlambatan pelaksanaan kegiatan tertentu terhadap sasaran jadwal penyelesaian proyek secara menyeluruh (Soeharto,1999:238).

Di antara berbagai versi analisis jaringan kerja proyek, metode-metode yang lazim digunakan adalah metode jalur kritis (critical path method-CPM), Teknik Evaluasi dan Review Proyek (Project Evaluation and Review Technique-PERT), dan metode Preseden Diagram (Preceden Diagram Method-PDM).

Pada perencanaan dan penyusunan jadwal proyek dikenal istilah float. Menurut Callahan, 1992 (dalam Widiasanti dan Langgogeni 2013: 66) float adalah “suatu perhitungan yang menunjukkan fleksibilitas suatu kegiatan untuk dapat memulai dan selesai lebih lambat walaupun tetap dalam waktu yang diijinkan tanpa mengubah durasi atau kurun waktu proyek”.

Seiring perkembangan zaman, karena pengaruh dari pesatnya perkembangan teknologi dan informasi yang nyata terjadi di bidang perangkat computer, menyebabkan meningkatnya daya guna atau kegunaan metode jaringan kerja. Penggunaan perangkat computer memungkinkan semakin cepat dan akuratnya pemrosesan data dan perhitungan data proyek yang besar dan kompleks. Salah satu aplikasi tersebut adalah Michrosoft Project.


2.      Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah penulisan makalah ini adalah sebagai beikut:

a.       Bagaimana penggunaan float dalam CPM?

b.      Bagaimana penggunaan float atau slack pada PERT?

c.       Bagaimana penggunaan float pada PDM?

d.      Bagaimana melihat float pada aplikasi computer Ms. Project?

 

3.      Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujua daria penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

a.       Mendeskripsikan penggunaan float dalam CPM.

b.      Mendeskripsikan penggunaan float atau slack pada PERT.

c.       Mendeskripsikan penggunaan float pada PDM.

d.      Mendeskripsikan  cara melihat float pada aplikasi computer Ms. Project.

 

B.     Pengaruh Float atau Slack dalam Perencanaan dan Perhitungan Waktu Proyek.

 

1.      Float dan CPM

Pada metode CPM dikenal adanya jalur kritis. Jalur kritis adalah jalur yang memiliki rangkaian komponen-komponen kegiatan dengan total jumlah waktu terlama dan menunjukkan kurun waktu penyelesaian proyek tercepat. Jalur kritis terdiri dari rangkaian kegiatan kritis, sejak kegiatan pertama hingga kegiatan akhir proyek. Jalur kritis berfungsi untuk melihat kegiatan-kegiatan yang pelaksanaananya tidak boleh terlambat. Karena keterlambatan pelaksanaan kegiatan dalam jalur kritis dapat meyebabkan keterlambatan proyek secara keseluruhan (Soeharto, 1999: 254).

 

a.       Terminology dan Perhitungan.

Beberapa terminology dalam CPM adalah sebagai berikut:

1.)    TE = E

Waktu paling awal peristiwa (node/event) dapat terjadi (earliest time of occurance), yang berarti waktu paling awal suat kegiatan yang berasal dari node tersebut dapat dimulai, karena suatu kegiatan baru dapat dimulai bila kegiatan terdahulu selesai.

2.)    TL = L

Waktu paling akhir peristiwa boleh terjadi (latest allowable event/occurance time), yang berarti waktu paling lambat yang masih diperbolehkan bagi suatu peristiwa terjadi.

3.)    ES

Waktu mulai paling awal suatu kegiatan (earliest start time).

4.)    EF

Waktu selesai paling awal suatu kegiatan(earliest finish time). Jika hanya ada satu kegiatan terdahulu maka EF suatu kegiatan terdahulu adalah ES kegiatan sebelumnya.

5.)    LS

Waktu paling akhir kegiatan boleh dimulai (latest allowable start time), yaitu waktu paling akhir kegiatan boleh dimulai tanpa memperlambat proyek secara keseluruhan.

6.)    LF

Waktu paling akhir kegiatan boleh selesai (latest allowable finish time) tanpa memperlambat penyelesaian proyek.

7.)    D.

Adalah kurun waktu suatu kegiatan (Soeharto, 1999:254).

Beberapa perhitungan dalam CPM adalah sebagai berikut:

1.)    Hitungan Maju

Menurut Widiasanti dan Langgogeni (2013: 62), hitungan maju digunakan untuk mengidentifikasi jalur kritis dengan aturan-aturan sebagai berikut:

a.)    Kecuali kegiatan awal, maka suatu kegiatan baru dapat dimulai bila kegiatan yang mendahulunya (predecessor) telah selesai.

b.)    Waktu paling awal suatu kegiatan = 0.

c.)    Waktu selesai paling awal suatu kegiatan adalah sama dengan waktu mulai palaing awal, di tambah kurun wkatu kegiatan yang bersangkutan. EF = ES + D atau EF (i-j) = ES (i-j) + D (i-j).

d.)    Bila suatu kegiatan memiliki dua atau lebih kegiatan pendahulunya, maka ES-nya adalah EF terbesar dari kegiatan tersebut.

2.)    Hitungan Mundur.

Menurut Widiasanti dan Langgogeni (2013: 64), perhitungan mundur bertujuan untuk mengetahui waktu atau tanggal paling kahir kita masih dalat memulai dan mengakhiri kegiatan tanpa menunda kurun waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan, yang telah dihasilkan dari perhitungan maju. Aturannya adalah sebagai berikut:

a.)    Hitungan mundur dimulai dari ujung kanan, yaitu dari hari terakhir penyelesaian proyke suatu jaringan kerja.

b.)    Waktu mulai paling akhir suatu kegiatan adalah sama dengan waktu selesai paling akhir, dikurangi kurun waktu/durasi kegiatan yang bersangkutan, yaitu LS = LF – D.

c.)    Bila suatu kegiatan memiliki dua atau lebih kegiatan berikutnya, maka waktu paling akhir (LF) kegiatan tersebut adalah sama dengan waktu terkecil mulai paling awal (LS) kegiatan berikutnya yang terkecil.

 

b.      Jalur kritis dan Float.

Sifat atau syarat umum jalur keritis adalah:

1.)    Pada kegiatan pertama : ES = LS = 0 atau E (1) = L(1) = 0

2.)    Pada kegiatan terakhir atau terminal: LF = EF

3.)    Float Total: TF = 0.

Identifikasi Float Total.

Menurut Soeharto (1999: 258), rumus perhitungan float total adalah “float total suatu kegiatan sama dengan waktu paling akhir dikurangi wakt paling awal, atau waktu mulai paling kahir dikurangi waktu mulai paling awal dari kegiatan tersebut.

TF = LF – EF = LS – ES

Atau float total sama dengan waktu paling akhir terjadinya node berikutnya L(j), dikurangi waktu paling awal terjadinya node terdahulu E(i), dikurangi kurun waktu kegiatan yang bersangkutan D (i-j).

TF = L(j) – E(i) – D(i-j).

Arti Float Total.

Float total adalah jumlah waktu yang diperkenankan suatu kegiatan boleh ditunda, tanpa mempengaruhi jadwal penyelesaian proyek secara keseluruhan. Jumlah waktu tersebut sama dengan waktu yang didapat bila semua kegiatan terdahulu dimulai seawall mungkin, dan semua kegiatan beikutnya dimulai selambat mungkin.

Posisi Float Total.

Float total dapat berada di bagian awal mulainya kegiatan (ES) atau di ujung waktu penyelesaian paling akhir (LS), bahkan dapat dipecah-pecah sesuai kebutuhan, asalkan masih di dalam batas L(i) – E(j).

Pemakaian float total sangat berguna dalam pemerataan penggunaan sumber daya. Selain float total, jenis float yang lain adalah float bebas, float interferen, dan float independen.

1.)    Float Bebas (FF)

FF adalah bagaimana semua kegiatan di jalur yang bersangkutan dimulai seawal mungkin. Besarnya FF adalah sama denga sejumlah waktu di mana penyelesaian kegiata tersebut dapat ditunda tanpa mempengaruhi mulai paling awal dari kegiatan berikutnya ataupun semua peristiwa yang lain pada jaringan kerja. Float bebas dimiliki oleh suatu kegiatan tertentu.

Float bebas dihitung dengan cara “FF sama dengan waktu mulai paling awal (ES) dari kegiatan berikutnya dikurangi waktu selesai paling awal (EF) kegitan yang dimaksud.

Jadi bila rangkaian terdiri dari dari kegiatan-kegiatan A(1-2) dan B(2-3) dengan node 1,2, dan 3, maka kegiatan A mempunyai float bebas sebesar : FF(1-2) = ES (2-3) – EF (1-2).

2.)    Float Inferen (IF)

IF adalah sama dengan FT dikurangi FF atau IF = FT –FF.

IF digunakan jika kegiatan menggunakan sebagian dari IF, maka kegiatan non-kritis berikutnya pada jalur yang bersangkutan digeser, namun tidak sampai mempengaruhi penyelesaian proyek keseluruhan.

3.)    Float Independen (Fid)

Fid memberikan identifikasi suatu kegiatan tertentu dalam jaringan kerja yang mengalami keterlambatan, namun tidak berpengaruh terhadap FT dari kegiatan yang mendahului ataupun kegiatan berikutnya. Batasan Fid adalah jika semua predecessor di mulai selambat mungkin dan successor mulai seawal mungkin; dan selisih waktu (interval) tersebut melebihi kurun waktu kegiatan yang dimaksudkan, maka selisih ini disebut float independen.

Fid = ES Kegiatan berikutnya dikurangi LF kegiatan terdahulu dikurangi kurun waktu kegiatan yang dimaksud.

 

2.      Float dan PERT

Dalam PERT pengertian dan perhitungan mengenai kegiatan kritis, jalur kritis, dan float sama dengan CPM dan disebut Slack. Yang membedakan adalah estimasi waktu kurun kegiatan dalam PERT menggunakan tiga angka estimasi, yaitu a, b, dan m.

1.)    a = kurun waktu optimistic (optimistic ration time).

Waktu tersingkat untuk menyelesaikan kegiatan bila segala sesuatunya berjalan mulus. Waktu demikian diungguli hanya sekali dalam seratus kali bila kegiatan tersebut dilakukan berulang-ulang dengan kondisi yang hamper sama.

2.)    m = kurun waktu paling mungkin.

Kurun waktu yang paling mungkin sering terjadi disbanding dengan yang lain bila kegiatan dilakukan berulang-ulang dengan kondisi yang hamper sama.

3.)    b = kurun waktu pesimistik.

Waktu yang paling lama untuk menyelesaikan suatu kegiatan, yaitu bila segala sesuatunya serba tidak baik. Waktu demikian dilampaui hanya sekali dalam seratus kali, bila kegiatan tersebut dilakukan berulang-ulang dengan kondisi yang hamper sama.

a.       Identifikasi Jalur Kritis dan Slack.

Konsep yang digunakan adalah ted an angka-angka waktu paling awal peristiwa terjadi (the earliest time occurance-TE), dan waktu paling akhir peristiwa terjadi (the latest time of occurance-TL), maka identifikasi kegiatan kritis, jalur kritis, dan slack dapat dikerjakan seperti halnya dalam CPM, sperti:

(TE)-j = (TE)-i + te(i-j)

(TL)-i = (TL)-j – te(i-j)

Pada jalur kritis berlaku: Slack = 0 atau (TL) – (TE) = 0

b.      Deviasi Standard dan Varians Kegiatan

PERT menggunakan estimasi kurun waktu berdasarkan rentang waktu bukan satu kurun waktu yang relative muda dibayangkan. Rentang waktu menandai ketidakpastian yang berkaitan dengan proses estimasi kurun waktu kegiatan. Besarnya ketidakpastian ini bergantung pada besarnya angka a dan b. untuk menjelaskan angka ini maka konsep penting PERT adalah Deviasi Standard an Varians (soeharto, 1999:267-272).

 

3.      Float dan PDM.

PDM termasuk dalam klasifikasi AON (activity on node). Kegiatan dituliskan dalan node yang umumnya berbentuk segi empat, dan anak panah hanya sebagai penunjuk hubungan antara kegiatan-kegiatan yang bersangkutan.

a.       Konstrain, Lead, dan Lag.

Soeharto (1999: 281) menjelaskan 4 konstrain dalam PDM seperti beriktu, yaitu:

1.)    Konstrain Selesai ke Mulai-FS.

FS adalah hubungan antara mulainya suatu kegiatan dengan selesainya kegiatan terdahulu. Dirumuskan sebagai ; FS(i-j) = a.

Yang berarti kegiatan (j) dimulai a hari, setelah kegiatan yang mendahuluinya (i) selesai. Proyek selalu meninginkan besar angka a sama dengan 0. Kecuali menjupai hal-hal sperti berikut:

a.)    Akibat iklim yang tidak dapat dijegah.

b.)    Proses kimia atau fisika seperti pengeringan adukan semen.

c.)    Mengurus perijinan.

2.)    Konstrain Mulai ke Mulai-SS.

SS adalah hubungan antara mulainya suatu kegiatan dengan mulainya kegiatan terdahulu. SS(i-j) = b.

Berarti suatu kegiatan (j) mulai setelah b hari kegiatan (i) mulai. Konstrain ini terjadi bila sebelum kegiatan terdahulu selesai 100%, maka kegiatan (j) boleh dimulai. Atau kegiatan (j) boleh mulaisetelah bagian tertentu dari kegiatan (i) selesai. Besar angka b, tidak boleh melebihi angka kurun waktu kegitan terdahulu, karena per defenisi b adalah sebagian dari kurun waktu kegiatan terdahulu. Di sini terjadi kegiatan tumpang tindih.

3.)    Konstrain selesai ke selesai- FF.

FF adalah hubungan antara selesainya suatu kegiatan dengan selesainya kegiatan terdahulu. Atau FF(i-j) = c. yang berarti suatu kegiatan (j) selesai setelah c hari kegiatan terdahulu (i) selesai. Konstrain ini mencegah selesainya suatu kegiatan mencapai 100%, sebelum kegiatan terdahulu telah sekian c hari selesai. Besar angka c tidak boleh melebihi angka turun waktu kegiatan yang bersangkutan (j).

4.)    Konstrain mulai ke selesai- SF.

Menjelaskan hubungan selesainya kegiatan dengan mulainya kegiatan terdahulu. Dituliskan dengan SF(i-j) = d, yang berarti bahwa suatu kegiatan (j) selesai setelah d hari kegiatan (i) terdahulu mulai. Jadi dalam hal ini sebagian besar porsi kegiatan terdahlu harus selesai sebelum bagin akhir kegiatan yang dimaksud boleh diselesaikan.

b.      Identifikasi Jalur Kritis.

Identifikasi jalur kritis dikerjakan sperti pada CPM. Hitungannya adalah sebagai berikut:

1.)    Hitungan Maju.

Berlaku dan ditujukan untuk hal-hal sebagai berikut:

a.)    Menghasilkan ES, EF, dan kurun waktu penyelesaian proyek.

b.)    Diambil angka ES terbesar bila lebih dari satu kegiatan bergabung.

c.)    Notasi (i) bagian kegiatan terdahulu (predecessor) dan (j) kegiatan yang sedang ditinjau.

d.)    Waktu awal dianggap 0.

2.)    Hitungan Mundur.

Berlaku dan ditujukan untuk hal-hal sebagai berikut:

a.)    Menentukan LS, LF, dan kurun waktu float.

b.)    Bila lebih dari satu kegiatan bergabung diambil angka LS terkecil.

c.)    Notasi (i) bagia kegiatan yang sedang ditinjau sedangkan (j) adalah kegiatan berikutnya.

c.       Jalur dan Kegiatan Kritis

Jalur dan kegiatan kritis pada PDM mempunyai sifat yang sama dengan CPM, yaitu:

1.)    Waktu mulai paling awal dan akhir harus sama, ES = LS

2.)    Waktu selesai paling awal dan akhir harus sama, EF = LF

3.)    Kurun waktu kegiatan adalah samadengan perbedaan waktu selesai paling akhir denga waktu mulai paling awal, LS-ES = D

4.)    Bila hanya sebagian bersifat kritis, maka kegiatan tersebut secara utuh dianggap kritis.

d.      Jalur Kritis dan Float.

Float terjadi pada kegiatan yang bukan merupakan jalur kritis.

 

C.     Melihat Float pada Aplikasi MS. Project.

Untuk melihat Float pada Ms Project, maka berikut adalah tapap-tahapnya:

1.)    Pada menu View, Klikk More Views.

2.)    Pada View List, Klik Detail Gant, lalu klik Aply.

3.)    Pada menu view, poiny to table, klik Schedule.

 

D.    Kesimpulan.

Dalam perencanaan waktu proyek yang besar dan kompleks, penggunaan metode bagan balok dan jaringan kerja dapat membantu menjadikan jadwal proyek efektif dan akurat. Di antara berbagai versi analisis jaringan kerja proyek, metode-metode yang lazim digunakan adalah metode jalur kritis (critical path method-CPM), Teknik Evaluasi dan Review Proyek (Project Evaluation and Review Technique-PERT), dan metode Preseden Diagram (Preceden Diagram Method-PDM). Selain jalur dan kegiatan kritis, pengelola proyek juga memsti memperhatikan Float atau slack. float adalah “suatu perhitungan yang menunjukkan fleksibilitas suatu kegiatan untuk dapat memulai dan selesai lebih lambat walaupun tetap dalam waktu yang diijinkan tanpa mengubah durasi atau kurun waktu proyek”. Seiring perkembangan zaman, karena pengaruh dari pesatnya perkembangan teknologi dan informasi yang nyata terjadi di bidang perangkat computer, menyebabkan meningkatnya daya guna atau kegunaan metode jaringan kerja. Penggunaan perangkat computer memungkinkan semakin cepat dan akuratnya pemrosesan data dan perhitungan data proyek yang besar dan kompleks. Salah satu aplikasi tersebut adalah Michrosoft Project.

DAFTAR PUSTAKA

Soeharto, imam.1999. Manajemen Proyek; dari Konseptual Sampai Operasional. Jakarta: Erlangga.

Widiasanti, Irika dan Lenggogeni. 2013. Manajemen Konstruksi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

 

 

 

 

 

 

 

  

Comments

Popular posts from this blog

Irigasi: NOMENKLATUR, KEBUTUHAN DEBIT, DAN EFISIENSI IRGASI

TEKNIK SIPIL VS GAYA dan MOMEN

LAPORAN SURVEY - Lokasi Plaza Surabaya